Environmental Monitoring
Environmental Monitoring merujuk pada praktik pengawasan dan pengukuran secara terus-menerus atau berkala terhadap berbagai parameter lingkungan, seperti kualitas udara, air, tanah, suhu, kelembaban, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberlanjutan dan kesehatan lingkungan. Tujuan utama dari environmental monitoring adalah untuk memahami perubahan-perubahan dalam lingkungan, mendeteksi potensi risiko atau ancaman terhadap ekosistem dan kesehatan manusia, serta memastikan kepatuhan terhadap standar kebersihan dan keamanan.
Beberapa contoh Environmental Monitoring termasuk:
- Pemantauan Kualitas Udara: Pengukuran kadar polutan udara seperti partikel debu, oksida nitrogen, ozon, dan karbon monoksida.
- Pemantauan Kualitas Air: Pengukuran tingkat pencemaran air, termasuk kandungan kimia seperti logam berat, pestisida, dan nutrien.
- Pemantauan Tanah: Evaluasi kualitas tanah dan perubahan pada komposisi kimia dan strukturalnya.
- Pemantauan Suhu dan Kelembaban: Pengukuran suhu dan kelembaban udara atau suatu area untuk pemahaman kondisi mikroklimat.
- Pemantauan Radiasi: Pemantauan radiasi di sekitar instalasi nuklir atau area yang mungkin terpapar radiasi.
- Pemantauan Kebisingan: Pengukuran tingkat kebisingan di sekitar wilayah perkotaan atau industri.
- Pemantauan Ekosistem: Pengukuran dan pemantauan populasi spesies, biodiversitas, dan kondisi ekosistem.
- Pemantauan Emisi Gas Rumah Kaca: Pengukuran emisi gas rumah kaca untuk memahami dampak perubahan iklim.
Alat-alat dan teknologi modern, seperti sensor, satelit, dan sistem informasi geografis (SIG), sering digunakan dalam environmental monitoring untuk mengumpulkan data yang akurat dan menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi lingkungan. Monitoring ini penting untuk mendukung upaya pelestarian alam, melindungi kesehatan manusia, dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
Showing all 2 results